Jalan Pulang Katanya
Setiap tapak menjadi ratapan Setiap bulir keringat menjadi kemarahan Kebencian menyelimuti sanubari Terik panas matahari seperti membantu untuk bertahan Untuk sampai Setelah itu meredup Namun demikian kesimpulannya tetap air mata Terulang kembali Entah sampai kapan Panas 13.30